Bab II - Kuberbagi Infak dan Sedekah dengan Ikhlas (Materi Quran Hadits Kelas IX)


 

Kompetensi Dasar

1.2 Menghayati bahwa infak dapat untuk menyucikan jiwa dan menambah keberkahan
2.2 Menjalankan sikap peduli kepada sesama
3.2 Menganalisis isi kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 tentang infaq di jalan Allah Swt.
4.2.1 Mendemonstrasikan hafalan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261
4.2.2 Menyimpulkan keterkaitan kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18 dan QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 dengan fenomena sosial tentang infak dan sedekah dan menyajikannya dalam bentuk lisan atau tulisan

Indikator

3.2.1 Menjelaskan pengertian infak
3.2.2 Menerjemahkan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 tentang infaq di jalan Allah Swt.
3.2.3 Menganalisi isi kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 tentang infaq di jalan Allah Swt.
3.2.4 Menyimpulkan keterkaitan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 tentang infaq di jalan Allah Swt.
4.2.1.1 Menghafal QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 dengan terjemahnya
4.2.1.2 Mendemontrasikan hafalan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 dengan terjemahnya
4.2.1.3 Membuat proyek video hafalan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 dengan terjemahnya
4.2.1.4 Mempresentasikan proyek video hafalan QS. Al-Fajr (89): 15-18, QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 dengan terjemahnya
4.2.2.1 Merumuskan hasil analisis kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18 dan QS. AlBaqarah (2): 254 dan 261 dengan fenomena sosial tentang infak dan sedekah
4.2.2.2 Menampilkan hasil analisis kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18 dan QS. AlBaqarah (2): 254 dan 261 dengan fenomena sosial tentang infak dan sedekah
4.2.2.3 Membuat laporan tertulis kesimpulan keterkaitan kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18 dan QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261 dengan fenomena sosial tentang infak dan sedekah

 

Surat Al Fajr Ayat 15-18

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

 

15.                        فَاَمَّا الْاِنْسَانُ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ رَبُّهٗ فَاَكْرَمَهٗ وَنَعَّمَهٗۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَكْرَمَنِۗ

fa ammal-insānu iżā mabtalāhu rabbuh fa akramah wa na''amah fa yaqlu rabbī akraman

Maka adapun manusia, apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kesenangan, maka dia berkata, “Tuhanku telah memuliakanku.”

16.                        وَاَمَّآ اِذَا مَا ابْتَلٰىهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهٗ ەۙ فَيَقُوْلُ رَبِّيْٓ اَهَانَنِۚ

wa ammā iżā mabtalāhu fa qadara 'alaihi rizqah fa yaqlu rabbī ahānan

Namun apabila Tuhan mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, “Tuhanku telah menghinaku.”

17.                        كَلَّا بَلْ لَّا تُكْرِمُوْنَ الْيَتِيْمَۙ

kallā bal lā tukrimnal-yatīm

Sekali-kali tidak! Bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim,

18.                        وَلَا تَحٰۤضُّوْنَ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۙ

wa lā tahāḍḍụna 'alā a'āmil-miskīn

dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin,

 

Surat Al Baqarah Ayat 254

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَاعَةٌ ۗوَالْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ

yā ayyuhallażīna āmanū anfiq mimmā razaqnākum ming qabli ay ya`tiya yaumul lā bai'un fīhi wa lā khullatuw wa lā syafā'ah, wal-kāfirna humu-ālimn

Wahai orang-orang yang beriman! Infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang hari ketika tidak ada lagi jual beli, tidak ada lagi persahabatan dan tidak ada lagi syafaat. Orang-orang kafir itulah orang yang zalim.

Surat Al Baqarah Ayat 261

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

maalullażīna yunfiqna amwālahum fī sabīlillāhi kamaali abbatin ambatat sab'a sanābila fī kulli sumbulatim mi`atu abbah, wallāhu yuā'ifu limay yasyā`, wallāhu wāsi'un 'alīm

Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui.

 

A.    ISI KANDUNGAN QS. AL-FAJR (89): 15-18, QS. AL-BAQARAH (2):
254 DAN 261

1.       Makna Infak dan Sedekah

Infak berasal dari kata anfaqa-yunfiqu yang artinya membelanjakan atau membiayai yang berhubungan dengan perintah-perintah Allah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia infak adalah pemberian (sumbangan) harta dan sebagainya (selain zakat wajib) untuk kebaikan. Sedangkan menurut istilah, infak adalah mengeluarkan atau memberikan sebagian dari harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan dalam ajaran Islam.

Infak berbeda dengan zakat, infak tidak mengenal istilah nisab dan jumlah yang ditentukan secara hukum tetapi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Dan penerimanya pun tidak ditentukan sebagaimana zakat. Infak dapat diberikan kepada mustahik zakat dan selain mustahik zakat seperti keluarga dan kerabat, bahkan untuk membiayai kebutuhan diri sendiri. Lebih luas lagi pengertian sedekah, meliputi harta dan jasa, bahkan senyum pun sebagai sedekah. Membuang ranting atau duri dari jalan pun sedekah.

2.       Isi Kandungan QS. Al-Fajr (89): 15-18

Dalam QS. Al-Fajr (89): 15-16 dijelaskan bahwa kecenderungan manusia merasa mulia dengan rezeki yang diberikan Allah Swt, padahal tidaklah demikian, sesungguhnya harta itu hanyalah ujian dan cobaan bagi mereka. Dan begitu pula sebaliknya, jika mereka diberi kesempitan rezeki, mereka menganggap Allah Swt. menghina mereka. Padahal tidaklah demikian, sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapapun yang disukai-Nya dan tidak disukai-Nya.

Selanjutnya dalam QS. Al-Fajr (89): 17-18 Allah Swt. mengisyaratkan agar manusia memuliakan dan menyayangi anak yatim.

Selanjutnya dalam QS. Al-Fajr (89): 18 Allah Swt. memperingatkan agar manusia saling menyeru, saling mengingatkan untuk menyeru memberi makan orang miskin. Orang-orang yang tidak menyantuni anak yatim dan tidak menyeru memberi makan orang miskin termasuk pendusta agama.

 

3.       Isi Kandungan QS. Al-Baqarah (2): 254 dan 261

Dalam QS. Al-Baqarah (2): 254 Allah Swt. menyeru orang-orang yang beriman agar menafkahkan hartanya, baik sedekah yang wajib (zakat) maupun sedekah yang sunnah. Dan hendaknya bersegera untuk menafkahkan sebagian rezeki yang Allah Swt. karuniakan sebelum datangnya hari kiamat. Karena setelah kiamat tiba maka seseorang tidak dapat menebus dirinya dengan harta apapun. Pada saat itu tidak ada pertolongan dari sahabat dan kerabat, bahkan keturunan pun tak ada yang peduli lagi.

Dalam QS. Al-Baqarah (2): 261 Allah Swt. Memberikan perumpamaan bahwa orang yang menginfakkan hartanya dengan ikhlas di jalan Allah Swt. akan dilipatgandakan pahalanya sampai tujuh ratus kali lipat. orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. ” Ini menunjukkan bahwa amal salih itu dilipat gandakan pahalanya oleh Allah Swt.


Infografi Materi






Tidak ada komentar:

Posting Komentar