BAB II - MERAIH BERKAH DENGAN SIKAP JUJUR DALAM MUAMALAH (Materi Quran Hadits Kelas VIII)


 

MERAIH BERKAH DENGAN SIKAP JUJUR DALAM MUAMALAH

Kompetensi Dasar

3.2. Memahami isi kandungan QS. AlMuthaffifin (83): 1 - 17, QS. Al-An‟am (6): 152 tentang jujur dalam muamalah.

4.2.1 Mendemonstrasikan hafalan QS. AlMuthaffifin (83): 1 - 17, QS. Al-An‟am (6): 152

4.2.2 Mengomunikasikan keterkaitan hasil analisis dampak positif jujur dalam muamalah sesuai pemahaman QS. Al-Muthaffifin (83): 1 -17, QS. AlAn‟am (6): 152 dengan fenomena sosial.

Indikator

3.2.1 Membaca QS. Al-Muthaffifin (83): 1 -17, QS. AlAn‟am (6): 152 dengan tartil.

3.2.2 Mengartikan QS. Al-Muthaffifin (83): 1 -17, QS. Al-An‟am (6): 152 dengan benar

3.2.3 Menganalisis isi kandungan QS. Al-Muthaffifin (83): 1 -17, QS. Al-An‟am (6): 152 tentang jujur dalam muamalah

3.2.4 Menyimpulkan isi kandungan QS. Al-Muthaffifin (83): 1 -17, QS. Al-An‟am (6): 152

3.2.5 Menghubungkan isi kandungan QS. AlMuthaffifin (83): 1 -17, QS. Al-An‟am (6): 152 tentang jujur dalam muamalah dengan fenomena sosial.

4.2.1.1 Menunjukkan hafalan QS. Al-Muthaffifin (83): 1 - 17, QS. Al-An‟am (6): 152

4.2.1.2 Menunjukkan hafalan arti dari QS. Al-Muthaffifin (83): 1 -17, QS. Al-An‟am (6): 152

4.2.1.3 Menyimak hafalan QS. Al-Muthaffifin (83): 1 -17, QS. Al-An‟am (6): 152

4.2.2.1 Menerapkan hasil analisis dampak positif jujur dalam muamalah pada QS. Al-Muthaffifin (83): 1 - 17, QS. Al-An‟am (6): 152 dalam fenomena sosial.

4.2.2.2 Merumuskan hasil analisis dampak positif jujur dalam muamalah pada QS. Al-Muthaffifin (83): 1 - 17, QS. Al-An‟am (6): 152 dalam fenomena sosial.

4.2.2.3 Membangun sikap jujur dalam muamalah sesuai dengan pemahaman QS. Al-Muthaffifin (83): 1 -17, QS. Al-An‟am (6): 152 dalam kehidupan sosial.

 

Surat Al Mutaffifin

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

1.     وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ

wailul lil-muaffifīn

Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!

2.     الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ

allażīna iżaktāl 'alan-nāsi yastaufn

(Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan,

3.     وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ

wa iżā kālhum aw wazanhum yukhsirn

dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.

4.     اَلَا يَظُنُّ اُولٰۤىِٕكَ اَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَۙ

alā yaunnu ulā`ika annahum mab'ụṡụn

Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan,

5.     لِيَوْمٍ عَظِيْمٍۙ

liyaumin 'aīm

pada suatu hari yang besar,

6.     يَّوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ

yauma yaqmun-nāsu lirabbil-'ālamīn

(yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.

7.     كَلَّآ اِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِيْ سِجِّيْنٍۗ

kallā inna kitābal-fujjāri lafī sijjīn

Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar tersimpan dalam Sijjin.

8.     وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سِجِّيْنٌۗ

wa mā adrāka mā sijjīn

Dan tahukah engkau apakah Sijjin itu?

9.     كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌۗ

kitābum marqm

(Yaitu) Kitab yang berisi catatan (amal).

10.                        وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَۙ

wailuy yauma`iżil lil-mukażżibīn

Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan!

11.                        الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِۗ

allażīna yukażżibna biyaumid-dīn

(yaitu) orang-orang yang mendustakannya (hari pembalasan).

12.                        وَمَا يُكَذِّبُ بِهٖٓ اِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ اَثِيْمٍۙ

wa mā yukażżibu bihī illā kullu mu'tadin aīm

Dan tidak ada yang mendustakannya (hari pembalasan) kecuali setiap orang yang melampaui batas dan berdosa,

13.                        اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَالَ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَۗ

iżā tutlā 'alaihi āyātunā qāla asāīrul-awwalīn

yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, “Itu adalah dongeng orang-orang dahulu.”

14.                        كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

kallā bal rāna 'alā qulbihim mā kān yaksibn

Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.

15.                        كَلَّآ اِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَۗ

kallā innahum 'ar rabbihim yauma`iżil lamajbn

Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhannya.

16.                        ثُمَّ اِنَّهُمْ لَصَالُوا الْجَحِيْمِۗ

umma innahum laālul-jaīm

Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.

17.                        ثُمَّ يُقَالُ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَۗ

umma yuqālu hāżallażī kuntum bihī tukażżibn

Kemudian, dikatakan (kepada mereka), “Inilah (azab) yang dahulu kamu dustakan.”

 

Surat Al An'am

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

وَلَا تَقْرَبُوْا مَالَ الْيَتِيْمِ اِلَّا بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُ حَتّٰى يَبْلُغَ اَشُدَّهٗ ۚوَاَوْفُوا الْكَيْلَ وَالْمِيْزَانَ بِالْقِسْطِۚ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَاۚ وَاِذَا قُلْتُمْ فَاعْدِلُوْا وَلَوْ كَانَ ذَا قُرْبٰىۚ وَبِعَهْدِ اللّٰهِ اَوْفُوْاۗ ذٰلِكُمْ وَصّٰىكُمْ بِهٖ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَۙ

wa lā taqrab mālal-yatīmi illā billatī hiya asanu attā yabluga asyuddah, wa auful-kaila wal-mīzāna bil-qis, lā nukallifu nafsan illā wus'ahā, wa iżā qultum fa'dil walau kāna żā qurbā, wa bi'ahdillāhi auf, żālikum waṣṣākum bihī la'allakum tażakkarn

Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, sampai dia mencapai (usia) dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak membebani seseorang melainkan menurut kesanggupannya. Apabila kamu berbicara, bicaralah sejujurnya, sekalipun dia kerabat(mu) dan penuhilah janji Allah. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu ingat.”


Infografi Materi 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar