BAB I Quran Hadits Kelas VIII MTs. (KMA No. 183 Tahun 2019)


 

MATERI QURDITS KELAS VIII

BAB I

MAD IWAD, MAD LAYYIN DAN MAD ARID LISSUKUN

Membaca al-Quran dengan benar dan fasih menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam. Tahukah kalian, panjang atau pendeknya bacaan dalam membaca al-Quran dapat mempengaruhi arti/ makna ayat-ayat al-Quran? Oleh karena itu, dalam membaca al-Quran kalian harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan bacaan. Membaca al-Quran dengan benar juga akan menambah kesempurnaan kalian dalam beribadah kepada Allah Swt. Dan untuk bisa membaca al-Quran dengan benar, kalian harus memahami ilmu tajwid. Maka, berikut ini kita akan mempelajari materi hukum bacaan mad; mad ‘Iwadh, mad Layyin, dan ‘aridh lis-sukun.

A.      Cermati Ayat

 

NO

 

LAFAL

 

HUKUM BACAAN

1

إِذَا رُجَّتِ الأرْضُ رَجًّا

Mad Iwadl

2

هَذَا الْبَيْتِ

Mad Layyin

3

هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

Mad Arid Lis-Sukun

 

1.       Mad ‘Iwadh

Secara bahasa mad artinya panjang, dan ‘Iwadh berarti pengganti. Sedangkan menurut istilah, mad ‘Iwadh yaitu mad yang terjadi apabila ada fathatain yang berada di akhir ayat atau tanda waqaf. Bacaan mad di sini menggantikan bunyi fathatain. Cara membacanya dipanjangkan dua harakat atau satu alif. Contoh hukum bacaan mad ‘Iwadh terdapat pada surah al-Kahfi [18] ayat 110. Perhatikan lafal yang bergaris bawah.

 

قُلۡ إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَر مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰه وَٰحِدۖ فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلا صَٰلِحا وَلَا يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا

Juga terdapat pada surah an-Nashr [110] ayat 3. Perhatikan lafal yang bergaris bawah berikut :

فَسَبِّحۡ بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَٱستَغۡفِرۡهُۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابَۢا

Khusus fathatain yang berada pada huruf ta marbutah tidak di baca mad karena huruf tersebut jika diwaqafkan berubah bunyi menjadi huruf ha.

Contoh ini terdapat pada surah Ali Imran [3] ayat 8. Perhatikan lafal yang bergaris bawah berikut ini:

رَبَّنَا لَا تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ

 

2.       Mad Layyin

Menurut bahasa mad berarti panjang, dan Layyin artinya lunak. Sedangkan menurut istilah mad Layyin adalah mad yang terjadi apabila ada wau sukun atau ya sukun yang didahului huruf berharakat fathah dan setelahnya berupa huruf hidup yang dibaca waqaf. Cara membacanya boleh dipanjangkan sebanyak dua, empat, atau enam harakat. Contoh mad Layyin terdapat pada surah Quraisy [106] ayat 1-2, surah Ali ‘Imran [3] ayat 26. Perhatikan lafal yang bergaris bawah.

لِإِيلَٰفِ قُرَيۡشٍ  ١    إِۦلَٰفِهِمۡ رِحۡلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيۡفِ ٢

قُلِ ٱللَّهُمَّ مَٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِ تُؤۡتِي ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُۖ بِيَدِكَ ٱلۡخَيۡرُۖ

 

3.       Mad ’aridh Lissukun

Secara bahasa, mad artinya panjang, ‘aridh berarti baru/ tiba-tiba ada dan sukun artinya mati. Menurut istilah, mad yang terjadi apabila ada huruf mad (wau, alif, atau ya) yang berada di akhir ayat atau tanda waqaf. Cara membaca mad ‘aridh lissukun ada tiga macam: boleh dibaca dua harakat (qashr), empat harakat (tawassuth), atau enam harakat (thul). Tetapi yang paling utama dibaca dengan panjang bacaan enam harakat. Contoh bacaan mad ‘aridh lissukun terdapat pada surah al-Ma’un [107] ayat 1; surah Yasin [36] ayat 9; az- Zumar [39] ayat 20. Perhatikan lafal yang bergaris bawah.

أرَءَيۡتَ ٱلَّذِي يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ ١

وَجَعَلۡنَا مِنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ سَدّا وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ سَدّا فَأَغۡشَيۡنَٰهُمۡ فَهُمۡ لَا يُبۡصِرُونَ ٩

لَٰكِنِ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ لَهُمۡ غُرَف مِّن فَوۡقِهَا غُرَف مَّبۡنِيَّة تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ وَعۡدَ ٱللَّهِ لَا يُخۡلِفُ ٱللَّهُ ٱلۡمِيعَادَ ٢٠

B.      Menyakini Pentingnya Hukum Bacaan Mad ‘Iwad, Mad Layyin  dan Mad ‘Arid Lissukun

Keyakinan akan kebenaran kaidah ilmu tajwid (termasuk hukum bacaan mad ‘iwad, mad layyin, dan mad’arid lissukun) dapat diwujudkan sekurang-kurangnya dalam dua hal yaitu:

1.          Memiliki semangat untuk mempelajari ilmu tajwid dalam rangka memperbaiki bacaan saat membaca kitab suci Al-Qur’an.

2.          Menerapkan dengan bai kaidah-kaidah ilmu tajwid yang telah dipelajari saat membaca Al-Qur’an, termasuk hukum bacaan mad ‘iwad, mad layyin, dan mad’arid lissukun.

C.      Terbiasa Menerapkan Hukum Bacaan Mad ‘Iwad, Mad Layyin  dan Mad ‘Arid Lissukun Dalam Al-Qur’an

Bagi muslim dan muslimat, membaca Al-Qur’an adalah kegiatan rutin setiap hari walau hanya satu atau dua rukuk dalam satu hari. Demikian itu sebagai wujud iman kita kepada kitab suci Al-Qur’an. Hukum membaca Al-Qur’an dengan menggunaan aturan tajwid adalah fardhu ‘ain atau merupakan kewajiban pribadi, karenanya apabila seseorang membaca Al-Qur’an dengan tidak menggunakan ilmu tajwid, hukumnya berdosa.

Di antara bukti keimanan kalian terhadap kitab suci Al-Qur’an adalah dengan memperhatikan hal-hal berikut:

1.          Membaca Al-Qur’an secara rutin setiap hari walau hanya dalam waktu 5 menit atau 10 menit sesuai kesempatan yang ada.

2.          Membaca ayat-ayatnya dengan tartil (pelan-pelan tetapi jelas), tidak tergesa-gesa

3.          Tidak bernafsu untuk segera menyelesaikan bacaan yang banyak sehingga mengabaikan kaidah-kaidah ilmu tawidnya. Lebih baik sediit tapi benar dan baik bacaannya daripada banya tetapi salah bacaannya.

4.          Mencermati kaidah-kaidah bacaannya, baik yang menyangkut  hukum bacaan madmaupun yang lain. Terapkan baik-baik ilmu tajwid yang telah kalian kuasai

5.          Untuk tahap awal kalian dapat membaca surah-surah pendek dari Juz Amma.

6.          Melakukan semua itu karena mencari ridha Allah Swt. semata-mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar