MATERI
QURDITS KELAS VIII
BAB
I
MAD
IWAD, MAD LAYYIN DAN MAD ARID LISSUKUN
Membaca
al-Quran dengan benar dan fasih menjadi kewajiban bagi setiap umat Islam.
Tahukah kalian, panjang atau pendeknya bacaan dalam membaca al-Quran dapat
mempengaruhi arti/ makna ayat-ayat al-Quran? Oleh karena itu, dalam membaca
al-Quran kalian harus berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan bacaan. Membaca
al-Quran dengan benar juga akan menambah kesempurnaan kalian dalam beribadah
kepada Allah Swt. Dan untuk bisa membaca al-Quran dengan benar, kalian harus
memahami ilmu tajwid. Maka, berikut ini kita akan mempelajari materi hukum
bacaan mad; mad ‘Iwadh, mad Layyin, dan ‘aridh lis-sukun.
A.
Cermati
Ayat
NO |
LAFAL |
HUKUM BACAAN |
1 |
إِذَا رُجَّتِ الأرْضُ رَجًّا |
Mad Iwadl |
2 |
هَذَا الْبَيْتِ |
Mad Layyin |
3 |
هُدًى لِلْمُتَّقِينَ |
Mad Arid
Lis-Sukun |
1. Mad ‘Iwadh
Secara
bahasa mad artinya panjang, dan ‘Iwadh berarti pengganti.
Sedangkan menurut istilah, mad ‘Iwadh yaitu mad yang
terjadi apabila ada fathatain yang berada di akhir ayat atau tanda
waqaf. Bacaan mad di sini menggantikan bunyi fathatain. Cara membacanya
dipanjangkan dua harakat atau satu alif. Contoh hukum bacaan mad ‘Iwadh
terdapat pada surah al-Kahfi [18] ayat 110. Perhatikan lafal yang bergaris
bawah.
قُلۡ
إِنَّمَآ أَنَا۠ بَشَر مِّثۡلُكُمۡ يُوحَىٰٓ إِلَيَّ أَنَّمَآ إِلَٰهُكُمۡ إِلَٰه
وَٰحِدۖ فَمَن كَانَ يَرۡجُواْ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلۡيَعۡمَلۡ عَمَلا صَٰلِحا وَلَا
يُشۡرِكۡ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدَۢا
Juga terdapat pada surah
an-Nashr [110] ayat 3. Perhatikan lafal yang bergaris bawah berikut :
فَسَبِّحۡ
بِحَمۡدِ رَبِّكَ وَٱستَغۡفِرۡهُۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابَۢا
Khusus fathatain yang
berada pada huruf ta marbutah tidak di baca mad karena huruf tersebut
jika diwaqafkan berubah bunyi menjadi huruf ha.
Contoh ini
terdapat pada surah Ali Imran [3] ayat 8. Perhatikan lafal yang bergaris bawah
berikut ini:
رَبَّنَا لَا
تُزِغۡ قُلُوبَنَا بَعۡدَ إِذۡ هَدَيۡتَنَا وَهَبۡ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحۡمَةًۚ
إِنَّكَ أَنتَ ٱلۡوَهَّابُ
2. Mad Layyin
Menurut
bahasa mad berarti panjang, dan Layyin artinya lunak. Sedangkan
menurut istilah mad Layyin adalah mad yang terjadi apabila ada wau
sukun atau ya sukun yang didahului huruf berharakat fathah dan setelahnya
berupa huruf hidup yang dibaca waqaf. Cara membacanya boleh dipanjangkan
sebanyak dua, empat, atau enam harakat. Contoh mad Layyin terdapat pada surah
Quraisy [106] ayat 1-2, surah Ali ‘Imran [3] ayat 26. Perhatikan lafal yang bergaris
bawah.
لِإِيلَٰفِ قُرَيۡشٍ ١ إِۦلَٰفِهِمۡ
رِحۡلَةَ ٱلشِّتَآءِ وَٱلصَّيۡفِ ٢
قُلِ ٱللَّهُمَّ
مَٰلِكَ ٱلۡمُلۡكِ تُؤۡتِي ٱلۡمُلۡكَ مَن تَشَآءُ وَتَنزِعُ ٱلۡمُلۡكَ مِمَّن
تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَن تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَن تَشَآءُۖ بِيَدِكَ ٱلۡخَيۡرُۖ
3. Mad ’aridh Lissukun
Secara
bahasa, mad artinya panjang, ‘aridh berarti baru/ tiba-tiba ada dan
sukun artinya mati. Menurut istilah, mad yang terjadi apabila ada huruf mad (wau, alif, atau ya)
yang berada di akhir ayat atau tanda waqaf. Cara membaca mad ‘aridh lissukun
ada tiga macam: boleh dibaca dua harakat (qashr), empat harakat (tawassuth),
atau enam harakat (thul). Tetapi yang paling utama dibaca dengan panjang
bacaan enam harakat. Contoh bacaan mad ‘aridh lissukun terdapat pada surah
al-Ma’un [107] ayat 1; surah Yasin [36] ayat 9; az- Zumar [39] ayat 20.
Perhatikan lafal yang bergaris bawah.
أرَءَيۡتَ
ٱلَّذِي يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ ١
وَجَعَلۡنَا
مِنۢ بَيۡنِ أَيۡدِيهِمۡ سَدّا وَمِنۡ خَلۡفِهِمۡ سَدّا فَأَغۡشَيۡنَٰهُمۡ فَهُمۡ
لَا يُبۡصِرُونَ ٩
لَٰكِنِ
ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوۡاْ رَبَّهُمۡ لَهُمۡ غُرَف مِّن فَوۡقِهَا غُرَف مَّبۡنِيَّة
تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُۖ وَعۡدَ ٱللَّهِ لَا يُخۡلِفُ ٱللَّهُ ٱلۡمِيعَادَ ٢٠
B. Menyakini
Pentingnya Hukum Bacaan Mad ‘Iwad, Mad Layyin dan Mad
‘Arid Lissukun
Keyakinan
akan kebenaran kaidah ilmu tajwid (termasuk hukum bacaan mad ‘iwad, mad
layyin, dan mad’arid lissukun) dapat diwujudkan sekurang-kurangnya dalam dua
hal yaitu:
1.
Memiliki semangat untuk mempelajari ilmu tajwid dalam rangka
memperbaiki bacaan saat membaca kitab suci Al-Qur’an.
2.
Menerapkan dengan bai kaidah-kaidah ilmu tajwid yang telah
dipelajari saat membaca Al-Qur’an, termasuk hukum bacaan mad ‘iwad, mad
layyin, dan mad’arid lissukun.
C. Terbiasa
Menerapkan Hukum Bacaan Mad ‘Iwad, Mad Layyin dan Mad
‘Arid Lissukun Dalam Al-Qur’an
Bagi
muslim dan muslimat, membaca Al-Qur’an adalah kegiatan rutin setiap hari walau
hanya satu atau dua rukuk dalam satu hari. Demikian itu sebagai wujud iman kita
kepada kitab suci Al-Qur’an. Hukum membaca Al-Qur’an dengan menggunaan aturan
tajwid adalah fardhu ‘ain atau merupakan kewajiban pribadi, karenanya
apabila seseorang membaca Al-Qur’an dengan tidak menggunakan ilmu tajwid,
hukumnya berdosa.
Di antara
bukti keimanan kalian terhadap kitab suci Al-Qur’an adalah dengan memperhatikan
hal-hal berikut:
1.
Membaca Al-Qur’an secara rutin setiap hari walau hanya dalam
waktu 5 menit atau 10 menit sesuai kesempatan yang ada.
2.
Membaca ayat-ayatnya dengan tartil (pelan-pelan tetapi jelas),
tidak tergesa-gesa
3.
Tidak bernafsu untuk segera menyelesaikan bacaan yang banyak
sehingga mengabaikan kaidah-kaidah ilmu tawidnya. Lebih baik sediit tapi benar
dan baik bacaannya daripada banya tetapi salah bacaannya.
4.
Mencermati kaidah-kaidah bacaannya, baik yang
menyangkut hukum bacaan madmaupun yang lain. Terapkan baik-baik
ilmu tajwid yang telah kalian kuasai
5.
Untuk tahap awal kalian dapat membaca surah-surah pendek
dari Juz Amma.
6.
Melakukan semua itu karena mencari ridha Allah Swt.
semata-mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar